Sabtu, 03 Mei 2014

Negative Football Korban Dari Idealisme Total Football



Dari judul diatas jelas kali ini gue bakal nulis tentang sepakbola bukan tinju. Hehehe
Why? Yup,semula berasal dari kegusaran gue beberapa hari yang lalu setelah gue melihat pertanding Liga Inggris yang mempertemukan antara dua kandidat juara liga inggris musim ini Liverpool vs Chelsea.

Seperti yang kita ketahui hasilnya bahwa pertandingan tersebut dimenangkan oleh Chelsea (klub favorit gue) dengan skor 0-2 meskipun Chelsea saat itu bertindak sebagai tim tamu. Sebagai fans berat chelsea jelas gue seneng banget bisa ngeliat tim kesayangan gue menang,apalagi menangnya di laga away menghadapi tim sekelas Liverpool yang tak terduga di musim ini tampil begitu luar biasa hingga bisa bersaing untuk memperebutkan gelar juara liga inggris. Iya,mengingat beberapa musim sebelumnya mereka hanya mampu berkutat di papan tengah kalasemen liga.

Tapi sayangnya kemenangan Chelsea ini menyisakan sebuah Pro dan Contra bagi para penikmat sepakbola. Karena apa? Ya karena pada pertandingan itu manajer Chelsea Jose Mourinho menerapkan sebuah strategi ultra difensive ala catenacio italia dengan hanya bertahan dan mengandalkan serangan balik saja. Atau mungkin umumnya orang-orang biasa menyebutnya dengan sebutan strategi parkir bus atau biasa juga disebut dengan negative football. Tentu saja ini sebuah dilema tersendiri buat gue pribadi. Disatu sisi gue merasa seneng dan bangga karena tim kesayangan gue menang,disisi yang lain gue ngga tau harus ngomong apa. Hal ini mungkin juga senada dengan para penikmat sepakbola lainnya. Mereka ada yang seneng dengan kemenangan Chelsea tapi tak sedikit juga yang menyayangkan atau bahkan mencaci strategi bertahan Chelsea.

Oke,gue bakal melempar pertanyaan tapi tanpa bermaksud membela chelsea....mari hilangkan dulu pandangan kalian kalo gue ini fans chelsea.

Pertanyaannya adalah WHY? Why is everyone so hates negative football?  Kenapa semua orang begitu membenci strategi bertahan?


Tak bisa di pungkiri,saat ini mungkin hampir semua orang sangat menyukai sepakbola dengan gaya permanian menyerang dibandingkan betahan. Iya,strategi menyerang yang mengandalkan penguasaan bola dengan passing cantik dan akurat dari kaki ke kaki yang biasa disebut dengan permainan tiki-taka atau biasa juga disebut Total Football. Kita semua tau strategi atau permainan ini begitu luar biasa dan terbukti mampu mengantarkan timnas Spanyol menjuarai piala eropa 2008 dan 2012 serta piala dunia 2010. Di level klub kita semua juga tau ada Barcelona yang sangat perkasa di daratan eropa dalam beberapa tahun terakhir tentunya dengan mengusung permainan yang sama yaitu tiki-taka.

Jadi wajar saja ketika di era modern ini para pecinta sepakbola mulai melupakan strategi bertahan atau biasa mereka sebut Negative Football. Dan ketika akhir-akhir ini strategi Negative Football muncul lagi dilapangan,sebagian besar orang mengkritiknya. Seperti misalnya Brendan Rodgers yang mengkritik strategi Mourinho kalo Mou seperti memarkir dua bus di lapangan. Kemudian juga Ronnie Whelan,salah satu mantan bintang legendaris Liverpool yang menyebut Mourinho membawa kembali zaman gelap abad pertengahan ke Liga Inggris dengan taktik Ultra Difensive model Parkir Bus.

Beberapa hari berikutnya di semi-final Liga Champions ketika Chelsea bertemu Atletico Madrid publik sepakbola juga kembali mengkritik taktik Jose Mourinho karena menerapkan gaya yang sama seperti ketika menghadapi Liverpool. Sebelumnya di ajang yang sama,sehari sebelum Laga Atletico vs Chelsea...Arjen Rooben juga mengkritik permainan bertahan Real Madrid vs Bayern Munchen di semi-final sehingga Munchen kalah 0-1 dari Madrid. Tak cuma sekali,Rooben juga sudah pernah mengkritik permainan sepakbola bertahan ketika Munchen ditahan imbang oleh MU di perempat-final Liga Champions musim ini. Kita semua tau kala itu MU bermain bertahan dengan hanya mengandalkan serangan balik cepat.

Sekedar mengingat kembali di akhir Januari lalu,Jose Mourinho juga pernah melontarkan kekecewaan yang sama ketika Chelsea ditahan imbang 0-0 oleh West Ham United. Kala itu Mou mengatakan taktik Sam Allardyce (Pelatih West Ham) adalah taktik sepakbola Abad ke-19 yang hanya Memarkir Bus saja. Anehnya Mourinho adalah pelatih yang kerap menerapkan model strategi bertahan. #DasarMou :)

Yang terhangat adalah kritikan pelatih Juventus Antonio Conte karena Juventus gagal lolos ke final Europa League setelah ditahan imbang 10 pemain Benfica  yang menerapkan permainan bertahan. Dan kalo gue tanyain ke orang-orang yang suka sepakbola menyerang,pasti kritikan tentang sepakbola bertahan bakal lebih banyak lagi.

Terus apa yang salah dengan sepakbola bertahan? Bukankah itu sama saja salah satu strategi dalam sepakbola. Menurut gue sah-sah saja setiap pelatih menerapkan apa strategi yang cocok bagi tim nya,entah itu menyerang ataupun bertahan. Terus ngga adil juga menurut gue kalo sepakbola bertahan disebut dengan Negative Football karena bertahan itu juga merupakan seni dalam sepakbola. Buat gue bermain kotor,melakukan tindakan rasis,diving,memprovokasi pemain itu yang dinamakan Negative Football. Itu jelas bukan termasuk dalam aturan sepakbola.

Bukankah tujuan akhir dari permainan itu adalah kemenangan,begitupun dengan sepakbola. Jadi memenangkan pertandingan sepakbola dengan strategi bertahan itu bukanlah hal yang kotor. Sah saja selama tak melanggar aturang permainan itu sendiri. Bahkan salah satu hal yang paling gue benci di permainan ini yaitu mengulur-ulur waktu,diving dll itu tetep aja masih ada dan kadang dilakukan beberapa pemain demi sebuah kemenangan.

Ngga mungkin juga kalo dalam sepakbola semua tim mengandlkan strategi menyerang full. Pasti ada kalanya dia akan bertahan pada moment-moment tertentu. Seperti kata Jose Mourinho : "Ketika tim lawan menguasai bola,kami harus bertahan. Ketika kami yang memegang bola ,kami menyerang. Inilah sepakbola,dan begitulah sepakbola yang saya tau".

Dan kalo boleh jujur,kalo gue ditanya lebih suka mana sepakbola menyerang atau bertahan? Gue bakal jawab menyerang. Iya,gue emang mengagumi cara bermain Barcelona waktu ditangani oleh Pep Guardiola. Tapi gue juga tetep akan melakukan hal yang sama seperti Jose Mourinho,bertahan ketika diserang dan menyerang ketika dapet kesempatan.

Makanya kemaren pas gue baca komentar-komentar atau status entah itu di Facebook atau Twitter yang mengkritik tim dengan strategi bertahan gue cuma bisa nyengir-nyengir sendir. Ada yang ngomong "Lebih baik kalah daripada menang dengan cara strategi parkir bus" (Padahal gue lebih seneng nyebutnya Parkir Kapal Tanker)
Ada juga yang bilang gini "Lebih baik puasa gelar daripada harus main bertahan,ayolah sepakbola itu menyerang kawan"

Untuk komentar terakhir menurut gue agak terlihat munafik,sepertinya ngga ada satupun fans yang pengin liat klub kesayangannya ngga pernah dapet juara. (Tanpa mengurangi rasa hormat gue kepada fans Arsenal) Bahkan gue yakin Arsenal sudah sangat merindukan gelar setelah bertahun-tahun selalu puasa gelar. Lihatlah,Arsenal selalu menjunjung filosofi bermain bola indah dan menyerang tiap tahunnya tapi masih tetap tak mendapatkan gelar juga. Itu percuma,ibarat sayur tanpa garam...Hambar!!!!

Jadi,kalo kita benci tim kita kalah sama tim lawan yang hanya bertahan dan mengandalkan serangan balik,maka jangan salahkan tim lawan. Salahkanlah tim anda yang tak mampu menembus pertahanan lawan. Salahkanlah tim anda yang pertahananya begitu rapuh hingga mudah ditembus dengan serangan balik cepat.




3 komentar:

  1. Mou memang aktor utamanya sik. Saat membesut Inter dia pake strategi ini dan ngalahin Barca di UCL sampe jadi Juara.

    Anyhoo, salam kenal ya! :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betul....salam kenal juga,thanksudah berkenan mampir :))

      Hapus

Silahkan tinggalkan komentar anda :)